0
Puisi dalam buku antologi puisi berjudul “Angin Yang Menari di Kepala”
Posted by rhisma hilda
on
21.17
in
Aksara
Puisi dalam buku
antologi puisi berjudul “Angin Yang Menari di Kepala”
Buku ini berisi puisi-puisi dari
65 penulis nusantara yang diterbitkan oleh FAM Publishing pada Desember tahun
2015. Dalam buku ini terdapat dua judul puisi ciptaan saya yaitu ‘Sahabat’ dan 'Sahabat
Penuh Warna’ yang bertengger di halaman 222-225. Puisi-puisi ini saya buat untuk sahabat-sahabat saya. Puisi sahabat penuh warna ini pernah dibacakan oleh salah satu teman saya saat acara value 2012, yaitu acara perpisahan dan wisuda lokal di jurusan saya.
Puisi pertama:
Sahabat
Depok, 29 Agustus
2015
Sahabat..
Kurindukan keceriaan saatku bersamamu
Kurindukan kasih sayang tulus darimu
Saat kita tertawa bersama tuk segala kisah
Dan mulai menatap masa depan dengan keteguhan hati
Sahabat, apakah kau masih mengingatku?
Mengingat kala kita melangkahkan kaki bersama menuju gerbang
kesuksesan
Tuk menggapai segala cita dan cinta yang terukir di masa
lalu
Aku ingin sekali bertemu dan bertukar cerita denganmu
Sebingkai perjalanan kita terdahulu
Masih rapih menunggumu tuk kembali datang dan bercerita
Ya, bercerita apapun suasana hatimu
Denganmu lah ku tak pernah ragu tuk ungkap jati diri
Denganku pula lah kamu merasa bebas menjadi dirimu sendiri
Kamu, sahabatku..
Ya, kini mungkin kita memang telah terpisah tuk beberapa
waktu
Namun, aku yakin kelak kesuksesan kan mengantarkan kita tuk
bertemu kembali
Kembali menjadi sahabat yang tak terpisahkan lagi
Puisi kedua:
Sahabat Penuh Warna
Depok, 26 Agustus
2015
Langkah kaki yang menjajari langkahku
Genggaman erat yang menggenggam jemari tanganku
Seakan sebuah kekuatan tuk bangkitkan semangat
Senyum dan tawa yang terlukis di bibirnya
Membuatkan bersemangat tuk bangkit dan berdiri
Bahu lemah nan lembut yang kokoh kepunyaannya
Membantuku menahan beratnya beban yang kupikul
Ya, dia yang tak pernah mengeluh
Dia yang selalu setia membantuku
Mengusir jenuh dan penat yang selalu terlintas di benakku
Dia, yang selalu mengingatkan
Dia yang selalu mengajakku tuk lebih baik
Dia pula yang siap menjadi tempat pengaduan sementara
Walaupun dia bukanlah keluargaku
Namun, ia sudah menjadi bagian dari keluargaku
Menjadi bagian dari hidupku yang terindah
Ya, dialah sahabatku
Sahabat yang siap menegur saat ku buat kesalahan
Sahabat yang memberiku saran saat aku membutuhkan
Sahabat yang selalu siap menggenggam kala aku terjatuh
Terima kasih sahabat
Karena telah membuat hidupku penuh warna
Posting Komentar