0
Puisi dalam buku antologi puisi berjudul “Dua Menit Satu Detik”
Posted by rhisma hilda
on
20.16
in
Aksara
Puisi dalam buku
antologi puisi berjudul “Dua Menit Satu Detik”
Di buku antologi puisi ini, ada
dua puisi yang mejeng di halaman
100-103. Judulnya ‘Kamu dan Senyumanmu’ dan Untukmu, yang Terindah’. Dua puisi
ini bertema cinta, yang saya sendiri pun lupa didedikasikan untuk siapa ahaha.
Buku antologi puisi ini terbit di Bulan September tahun 2015.
Puisi pertama:
Kamu dan Senyumanmu
Kamu yang di sana..
Yang selalu menari di dalam pikiranku
Kamu yang selalu mampu membuatku tersenyum
Walaupun hanya sekedar menghadirkan senyummu di ingatan ini
Kamu yang selalu mampu menggetarkan hati ini saat
memandangimu dari kejauhan
Kamu yang selalu menyemangatiku kala aku terjatuh
Saat aku ragu tuk melangkah maju, saat itulah hadirmu
meyakinkanku
Saat aku gelisah dalam tawa, saat itulah kamu datang membuat
tawa itu nyata
Saat aku tersesat dalam bimbangku, saat itulah kamu datang
menuntunku
Ya, mungkin kamu hanya suatu khayalan indah dalam pikiranku
Tapi tahukah kamu..
Setiap saat memandang senyum indah di wajahmu
Aku selalu berdoa agar senyuman itu tak pernah hilang dari
wajahmu
Kamu adalah kesempurnaan dari diriku
Kelima jariku ini diciptakan untuk melengkapi rongga di
kelima jarimu
Dan itulah salah satu kesempurnaan yang Tuhan ciptakan untuk
kita
Memandangmu dari balik punggungmu saja membuatku tersenyum
Apalagi memandangmu tersenyum ke arahku
Sungguh suatu kesempurnaan bagiku..
Depok, 8 Februari 2014
Puisi keduanya:
Untukmu, yang
Terindah
Saat itu saat pertama aku mengenalmu
Air dan raut wajah pucat pasi yang melatari kita
Kulihat wajah tampanmu sesekali
Terasa sangat indah dan mengesankan
Berkali-kali kutepiskan wajahmu saat kau muncul di pikiranku
Namun, kau tak pernah bisa pergi
Dibalik sikap dinginmu
Aku percaya, ada seukir cinta dan sayang dalam dirimu
Dan sampai kapanpun aku tak kan pernah melepaskannya
Membiarkan ia pergi begitu saja
Karena kini aku sadari
Aku tak kan pernah bisa jauh dari sikap dinginmu
Dan terutama semua perhatianmu
Aku tak perduli seberapa besar kenangan itu
Yang aku tahu, kini kamu kepunyaanku
Meski aku hanya mampu berandai-andai
Atau bahkan hanya dalam sebait mimpi
Aku akan terus mencoba tuk berada di dalamnya
Aku percaya, barang secuil kisah bahagia
Akan mampu menghapus sebongkah kisah pahitmu
Dan aku mau
Akulah yang menuliskan kisah bahagia itu
Bila saja kamu izinkan aku
Tuk masuki kehidupanmu lebih dalam lagi
Jakarta, 1 September 2013
Ini penampakan bukunya..
Posting Komentar