0
Untitled
Posted by rhisma hilda
on
02.08
in
coretan kertas
Dua tahun sudah ku pendam rasa ini
Rasa dimana ku menesteskan banyak air mata
Teringat suasana malam hari itu
Dimana ku terluka saat terucap sebaris kata
Tak banyak yang bisa ku ucapkan
Ku terdiam termenung sendirian
Menghabiskan sisa malam yang berganti fajar
Hingga fajar datang ku tetap terdiam beku
Pedih yang kurasa kini semakin menggebu
Melihatmu layaknya menatap sebuah dinding
Kaku dan tak bernyawa
Kini ku mampu bangkit tanpamu
Berdiri tegar menghadap sang fajar
Tapi satu pertanyaanku
Mengapa kau kembali membuka halaman yang telah usang?
Dan kini menyatukan kembali bagian yang terpisah
Untuk apa datang disaat pedih berhasil ku lenyapkan
Disaat hati ini telah berhasil ku sulam
Mungkin kisah ini terlalu berharga untukku
Hingga akhirnya ku tetap berkawan mimpi
Lalu kau kembali dengan sejuta tanya dalam hati
Dan kembali beranjak pergi disaat ku terpuruk lagi
Rasa dimana ku menesteskan banyak air mata
Teringat suasana malam hari itu
Dimana ku terluka saat terucap sebaris kata
Tak banyak yang bisa ku ucapkan
Ku terdiam termenung sendirian
Menghabiskan sisa malam yang berganti fajar
Hingga fajar datang ku tetap terdiam beku
Pedih yang kurasa kini semakin menggebu
Melihatmu layaknya menatap sebuah dinding
Kaku dan tak bernyawa
Kini ku mampu bangkit tanpamu
Berdiri tegar menghadap sang fajar
Tapi satu pertanyaanku
Mengapa kau kembali membuka halaman yang telah usang?
Dan kini menyatukan kembali bagian yang terpisah
Untuk apa datang disaat pedih berhasil ku lenyapkan
Disaat hati ini telah berhasil ku sulam
Mungkin kisah ini terlalu berharga untukku
Hingga akhirnya ku tetap berkawan mimpi
Lalu kau kembali dengan sejuta tanya dalam hati
Dan kembali beranjak pergi disaat ku terpuruk lagi
Posting Komentar