Pengertian
epidemiologi menurut beberapa sumber:
·
Epidemiologi adalah Studi tentang
distribusi dan determinan kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi
dan aplikasi dari studi untuk pemecahan masalah kesehatan. (WHO)
·
Epidemiologi adalah suatu gambaran
kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat
tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.
(Hirsch ,1883)
·
Epidemiologi adalah Ilmu yang
mempelajari mengenai penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok
penduduk. (Greenwood ,1934)
Ada
banyak tokoh penting yang berpengaruh besar terhadap ilmu epidemiologi yang
sekarang dapat kita pelajari. Beberapa tokoh penting tersebut telah memberikan
kontribusi besar terhadap ilmu epidemiologi. Berikut adalah beberapa tokoh
penting tersebut beserta kontribusinya dalam bidang epidemiologi.
1. Hippocrates (460-377 SM)
Hippocrates
merupakan ahli epidemiologi pertama. Hippocrates melakukan observasi mengenai
penyebab dan penyebaran penyakit di sebuah populasi. Kontribusi besar yang
diberikan oleh Hippocrates adalah dengan mengemukakan konsep kausasi penyakit yang dikenal dalam
epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena adanya interaksi antara host,
agent, dan environment (penjamu, agen, dan lingkungan). Hippocrates telah
menulis tiga judul buku yaitu Epidemic I,
Epidemic III, dan On Airs,Waters and
Places. Dalam bukunya yang berjudul On
Airs, Waters and Places, Hippocrates mengatakan, penyakit terjadi karena adanya
kontak dengan jazad hidup, dan berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun
internal seseorang.
2. Thomas Sydenham (1624-1689)
Dr. Sydenham telah melakukan
observasi dan menulis hasil observasinya secara rinci dalam sebuah buku
berjudul Observationes Medicae pada
tahun 1676. Salah satu karya terbesarnya adalah klasifikasi demam yang
menyerang London pada tahun 1660-an dan 1670-an. Ia mendeskripsikan dan
menjelaskan perbedaan berbagai penyakit dan juga mengenalkan tindakan serta
cara pemulihan yang bermanfaat.
3. Bernardino Ramazzini (1633-1714)
Ramazzini melakukan observasi
mengenai penyakit yang dialami para pekerja yang bekerja di cesspool (tempat penampungan sementara
tinja dan air kotor di bawah tanah). Hasil observasinya menunjukkan bahwa
penyakit yang dialami pekerja diakibatkan oleh dua penyebab, yaitu berasal dari
sifat berbahaya yang dimiliki materi yang tengah ditangani pekerja tersebut
karena mengeluarkan uap beracun dan partikel yang sangat halus yang mungkin
terhirup, dan disebabkan pergerakan yang kasar dan tidak teratur serta postur
yang tidak alamiah yang dipaksakan pada tubuh ketika bekerja. Dari hasil
observasinya memperlihatkan bahwa sangat sedikit dari pekerja cesspool yang dapat mencapai usia
lanjut. Selain itu banyak yang mengalami kelumpuhan pada leher dan tangan,
kehilangan gigi, vertigo, asma dan paralisis.
Kontribusi utama yang diberikan
Ramazzini tidak hanya investigasi dan penjelasan tentang penyakit atau
kesakitan yang berkaitan dengan pekerjaan, tetapi juga perhatiannya yang besar
terhadap pencegahan munculnya suatu penyakit. Ramazzini dikenal sebagai seorang
ahli epidemiologi yang jeli dan mampu menjelaskan KLB latirisme di Modena tahun
1690. Ia juga menjelaskan epidemi malaria di wilayah itu dan penyakit pes yang
menyerang ternak di Paduan tahun 1712.
4. John
Graunt (1662)
John Graunt tertarik untuk
memperbaiki Bills of Mortality di London. John Graunt memanfaatkan catatan
kelahiran dan kematian untuk mempelajari fluktuasi epidemi sampar dan
pengaruhnya terhadap jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Ia menciptakan metode
untuk menghitung populasi berdasarkan jumlah kelahiran dan pemakaman mingguan
yang terdaftar pada Bills of Mortality.
Graunt menciptakan sebuah tabel
untuk memeragakan berapa banyak individu dari sebuah populasi terdiri atas 100
individu yang akan bertahan hidup pada umur-umur tertentu. Tabel temuan John
Graunt ini disebut dengan tabel hidup (life table, tabel mortalitas). Graunt
mempublikasikan karyanya dalam Natural
and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality pada 1662.
5. James Lind (1753)
James Lind melakukan observasi mengenai penyakit
yang ada di populasi. Ia mengobservasi mengenai pengaruh waktu, tempat, musim,
dan makanan pada penyebaran penyakit. Banyak kontribusi epidemiologis yang
diberikan oleh Lind, ia tidak hanya ikut mengidentifikasi efek makanan pada
penyakit, tetapi juga melakukan observasi klinis, menggunakan desain
eksperimental, mengajukan pertanyaan epidemiologi klasik, mengobservasi
perubahan populasi dan pengaruhnya pada penyakit, serta mempertimbangkan sumber
penyebab, tempat, waktu dan musim. Dia dikenal
sebagai bapak Trial Klinik.
6. Edward Jenner
(1749–1823)
Edward Jenner adalah penemu
metode pencegahan cacar yang lebih aman yang disebut vaksinasi. Edward Jenner
dengan eksperimennya telah berjasa besar menyelamatkan ratusan juta manusia di
seluruh dunia dari kecacatan dan kematian karena cacar. Pada era Jenner (abad
ke 17) belum dikenal virologi.
Jenner sendiri meskipun diakui
sebagai Bapak Imunologi, sesungguhnya bukan ahli virologi dan tidak tahu menahu
tentang virus maupun biologi tentang penyakit cacar. Virologi baru dikenal abad
ke 18, dan virus cacar baru ditemukan beberapa dekade setelah Jenner meninggal.
Tetapi kemajuan-kemajuan ilmiah yang terjadi selama dua abad sejak eksperimen
Edward Jenner pada James Phipps telah memberikan bukti-bukti bahwa Jenner lebih
banyak benarnya daripada salahnya.
Jenner sebenarnya bukan orang
pertama yang melakukan vaksinasi. Menurut Riedel (2005), ada orang yang lebih
dulu melakukan vaksinasi dengan menggunakan materi cacar sapi, yaitu Benjamin
Jesty (1737–1816). Cara berpikir Jenner yang bebas dan progresif telah berhasil
memanfaatkan data eksperimental dan observasi untuk upaya pencegahan penyakit.
7. William Farr
(1807-1883)
Ia merupakan orang pertama yang menganalisis statistik
kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan. Ia memberikan dua buah kontribusi
penting bagi epidemiologi, yaitu mengembangkan sistem surveilans kesehatan
masyarakat, dan klasifikasi penyakit yang seragam. Karena kontribusi besar yang
diberikannya dalam pengembangan surveilans modern, yaitu pengumpulan data rutin
dan analisis data statistik vital yang memudahkan studi epidemiologi dan upaya
kesehatan masyarakat, maka William Farr disebut sebagai Bapak Konsep Surveilans
Modern.
8. John Snow (1854)
John Snow menganalisis masalah penyakit
kolera, ia mempergunakan pendekatan
epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu. Dia dianggap
The Father of Epidemiology. Ia mengemukakan hipotesis bahwa
penyebab yang sesungguhnya adalah air minum yang terkontaminasi tinja (feses).
Snow mempublikasikan teorinya untuk pertama kali dalam sebuah esai On the Mode of Communication of Cholera
pada tahun 1849.
9. Louis Pasteur (1822 – 1895)
Pasteur
dikenal karena terobosannya di bidang kausa dan pencegahan penyakit. Pasteur
menemukan cara yang efekif untuk mencegah penyakit infeksi. Pasteur
menciptakan vaksin pertama untuk rabies, antraks, kolera, dan beberapa penyakit
lainnya. Temuan Pasteur tentang vaksin merupakan karya revolusioner, karena
berbeda dengan cara yang dilakukan Edward Jenner sebelumnya, dia menciptakan
vaksin secara artifisial. Selain vaksin, Pasteur (bersama dengan Claude
Bernard) menemukan metode untuk membunuh bakteri dalam susu dan anggur dengan
pemanasan sehingga tidak menyebabkan penyakit pada 1862, yang disebut
pasteurisasi.
10. Robert Koch (1843-1910)
Koch
menciptakan metode pewarnaan dengan pewarna anilin juga teknik kultur bakteri,
suatu teknik standar mikrobiologi yang masih digunakan sampai sekarang. Koch
menemukan bakteri dan mikroorganisme penyebab berbagai penyakit infeksi, meliputi
antraks (1876), infeksi luka (1878), tuberkulosis (1882), konjunktivitis
(1883), kolera (1884), dan beberapa lainnya.
11. Dool dan Hill, 1950
R. Doll dan A.B. Hill adalah
dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan merokok dan kanker paru. Keduanya
adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya
hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitian di
bidang Epidemiologi Klinik.
Doll
dan Hill melakukan sebuah studi kasus kontrol, meneliti pasien kanker paru di
20 rumah sakit di London. Pada 1950 Doll dan Hill mempublikasikan paper mereka
pada British Medical Journal tentang
hasil studi yang menyimpulkan, merokok menyebabkan kanker paru. Salah satu
kesimpulan penting menyatakan, merokok menurunkan masa hidup sampai 10 tahun.
Selain
itu, Doll telah memberikan kontribusi besar dalam investigasi leukemia
khususnya dalam hubungannya dengan radiasi, di mana Doll menggunakan mortalitas
pasien yang diobati dengan radioterapi untuk menaksir secara kuantitatif efek
leukemogenik dari radiasi.
Itulah beberapa tokoh penting yang
telah berjasa dalam bidang epidemiologi. Kontribusinya terhadap bidang
epidemiologi sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu epidemiologi
itu sendiri. Bahkan banyak pula kontribusi dari beberapa tokoh tersebut yang
masih dipergunakan hingga saat ini.
Sejarah
perkembangan epidemiologi dapat dibedakan menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Tahap pengamatan
Tahap
pengamatan merupakan cara awal untuk
mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Dari hasil pengamatan tersebut Hippocrates (ahli
epidemiologi pertama/460-377SM) berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara
timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan. Tahap perkembangan awal
epidemiologi dikenal dengan nama “Tahap Penyakit dan Lingkungan”.
2. Tahap perhitungan
Tahap
perhitungan merupakan upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu
masalah kesehatan, tahap perhitungandilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Ilmu
hitung masuk ke epidemiologi adalah berkat jasa Jonh Graunt (1662) melakukan
pencatatan dan perhitungan terhadap angka kematian yang terjadi di kota London.
Tahap kedua perkembangan epidemiologi ini dikenal dengan nama “Tahap Menghitung
dan Mengukur”.
3. Tahap pengkajian
John
Graunt berhasil memberikan gambaran tetang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan, tetapi belum untuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena rasa ketidak puasan terhadap hasil yang diperoleh, John
Graunt mengembangkan teknik yang lain yang dikenal sebagai teknik
pengkajian. Teknik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr
(1839) yang melakukan pengkajian data. Tahap perkembangan epidemiologi ini
dikenal dengan nama “Tahap Eksperimental Alamiah”.
4. Tahap uji coba
Cara
kerja tahap uji coba tidak hanya sekedar mengkaji data alamiah saja, tetapi
mengkaji data yang diperoleh dari suatu uji coba yang dengan sengaja dilakukan.
Sumber referensi:
Murti, Bhisma. 2003. Prinsip
dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
C. Timmreck, Thomas. Epidemiologi Suatu Pengantar.
Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta